Lelaki yang Bergumam pada Malam Hari

Lelaki yang Bergumam pada Malam Hari
Karya Trisnawan

(sumber foto: Kompasiana.com)

Rembulan diikatnya lekat-lekat. Diserupakan dengan parasnya yang pucat. Berahi angin mengasah tubuh yang tipis. Cericis kelelawar membanyang jelma suara-suara bengis, seperti mengelupas harapan yang kian kikis.

Tak ada sesuatu yang keluar dari mulutnya yang bergumam. Hanya desau napas cemas: tentang hari esok, tentang rindu, tentang tafsir hidup, juga tentang, Tuhan. Semua menambah ngilu lamunan. Menambah panjang lubang kelam.

Ia tahu, hidup bukan hanya sekedar menunnggu. hidup adalah persoalan mencari waktu. Namun, kehidupan juga soal jasad yang kelak akan menciut digenggam maut. Ia tak ingin lagi menambah kesumat, apalagi melaknat hal-hal yang telah lewat. 

Tak ada bintang jatuh malam ini. Belum pula terlihat tangan-tangan Tuhan yang menjulurkan derma; wajah bidadari yang barang sejenak ingin mengintip bumi. Atau, kilat api yang berayun-ayun mengganyang remang. Agar semakin yakin ia dengan dua perihal besar yang selalu didengungkan: surga dan neraka; pahala dan dosa. 

Perlahan ia julurkan kaki-kakinya yang penat. bahu yang terasa dijerang beratus arang. Mata yang fana, dan kerongkongan yang mengisyaratkan getir. Kepada malam ia bergumam. dalam kelam ia bersulam.

Comments

  1. numpang share ya min ^^
    Hayyy guys...
    sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
    dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
    di DEWAPK agen terpercaya di add ya pin bb kami D87604A1 di tunggu lo ^_^

    ReplyDelete

Post a Comment